MANAJEMEN KONFLIK KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Di MTsN 2 LHOKSEUMAWE

Konflik yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif pada hubungan antara kepala madrasah dan guru, serta dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, peningkatan mutu pendidikan, dan pencapaian kinerja guru yang optimal di MTsN 2 Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui perencanaan analisis konflik, menganalisis dan mengetahui penilaian konflik, menganalisis dan mengetahui pemecahan konflik yang dilakukan kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe, Menganalisis dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe, faktor pendukung dan penghambat manajemen konflik kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru MTsN 2 Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data penelitian ini terdiri dari data primer, data skunder dan tersier. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1). Perencanaan analisis konflik kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe dilakukan dengan mengidentifikasi gejala konflik, mengetahui penyebab konflik dan sumber-sumber konflik, serta pihak pihak yang terlibat konflik. 2). Penilaian konflik kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe dilakukan dengan menilai kondisi konflik dan dampak konflik. 3) Pemecahan konflik kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe dilakukan dengan pendekatan komunikasi efektif, penyelesaian melalui mediasi dan musyawarah, menegakkan kedisiplinan, perlakuan adil bagi sesama, dan meningkatkan pelatihan MGMP bagi guru. 4) Faktor pendukung kepala madrasah dalam peningkatan kinerja guru di MTsN 2 Lhokseumawe adalah penyelanggaraan MGMP dan sarana dan prasarana yang memadai, sedangkan faktor penghambatnya adalah ketidakjujuran para pihak yang berkonflik, Komunikasi yang tidak efektif, kurangnya partisipasi dari sebagian guru, pemahaman dalam penggunaan sarana dan prasarana yang telah tersedia dalam metode pembelajaran. Diharapkan kepada kepala madrasah, agar dapat membuat kebijakan dan prosedur yang jelas terkait manajemen konflik, seperti cara mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menyelesaikan konflik. Hal ini akan membantu guru memahami bagaimana cara mengatasi konflik yang terjadi. Serta diharapkan kepada guru MTsN 2 Lhokseumawe, agar dapat menerapkan komunikasi yang efektif antara guru dan antara guru dengan siswa atau orang tua siswa. Hal ini akan membantu mencegah konflik dan memperbaiki hubungan antara para pihak yang terlibat.